MAKALAH
KIMIA ORGANIK
SELULOSA
Disusun Oleh :
Ayu Sekartini (H1G011017)
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa
ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa.
Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding
sel dari tanaman hijau, banyak bentuk ganggang dan Oomycetes. Beberapa spesiesbakteri mengeluarkan
itu untuk membentuk biofilm. Selulosa adalah senyawa organik yang paling umum di
Bumi. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari kapas adalah 90% dan dari kayu adalah 40-50%). Selulosa tidak dapat dicerna oleh
manusia, hanya dapat dicerna oleh hewan yang memiliki enzim selulase.
Selulosa adalah unsur struktural dan
komponen utama dinding sel dari pohon dan tanaman tinggi lainnya. Senyawa ini
juga dijumpai dalam tumbuhan rendah seperti paku, lumut, ganggang, dan jamur.
Serat alami yang paling murni ialah serat kapas, yang terdiri dari sekitar 98%
selulosa.
Selulosa merupakan β-1,4 poli glukosa, dengan berat molekul sangat besar. Unit ulangan dari
polimer selulosa terikat melalui ikatan glikosida yang mengakibatkan struktur
selulosa linier. Keteraturan struktur tersebut juga menimbulkan ikatan hidrogen
secara intra dan intermolekul.
BAB II
PEMBAHASAN
Selulosa
mendominasi karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan hampir mencapai 50%
karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulose ditemukan dalam tanaman yang dikenal sebagai
microfibril dengan diameter 2-20 nm dam panjang 100-40000 nm).
Selulosa adalah
unsur struktural dan komponen utama dinding sel dari pohon dan tanaman tinggi
lainnya. Senyawa ini juga dijumpai dalam tumbuhan rendah seperti paku, lumut,
ganggang, dan jamur. Serat alami yang paling murni ialah serat kapas, yang
terdiri dari sekitar 98% selulosa.
Selulosa
merupakan β-1,4 poli
glukosa, dengan berat molekul sangat besar. Unit ulangan dari polimer selulosa
terikat melalui ikatan glikosida yang mengakibatkan struktur selulosa linier.
Keteraturan struktur tersebut juga menimbulkan ikatan hidrogen secara intra dan
intermolekul.
Beberapa
molekul selulosa akan membentuk mikrofibril yang sebagian berupa daerah teratur
(kristalin) dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa
mikrofibril membentuk fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa
memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut.
Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya ikatan hidrogen.
Aplikasi
Selulosa dan Produk Turunannya
Selulosa
merupakan pembentuk struktur dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat tidak dapat
dicerna oleh manusia sehingga berfungsi sebagai sumber serat yang membantu
memperlancar defakasi. Bagi manusia, fungsi selulosa sebagai serat banyak
sekali keuntungannya, antara lain memperlancar buang air besar, dan dapat
menghindarkan dari berbagai penyakit seperti haemorrhoid (ambeyen),
divertikulosis, kanker pada usus besar, appendicitis, diabetes, penyakit
jantung koroner dan obesitas.
Penggunaan
terbesar selulosa di dalam industri adalah berupa serat kayu dalam industri
kertas dan produk kertas dan karton. Pengunaan lainnya adalah sebagai serat
tekstil yang bersaing dengan serat sintetis. Untuk aplikasi lebih luas,
selulosa dapat diturunkan menjadi beberapa produk, antara lain Microcrystalline
Cellulose, Carboxymethyl cellulose, Methyl cellulose dan hydroxypropyl methyl
cellulose. Produk-produk tersebut dimanfaatkan antara lain sebagai bahan
antigumpal, emulsifier, stabilizer, dispersing agent, pengental, dan
sebagai gelling agent. Aplikasi selulosa beserta produk turunannya disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9.
Aplikasi selulosa beserta
produk turunannya
Aplikasi
|
Cellulose
derivative*
|
Fungsi
|
Construction materials (plasters,
filler, pastes)
|
MC, HEMC, HPMC, CMC, HEMCMC
|
water retention capacity,
stability under load, adhesive strength
|
Paints
|
CMC, HEC, HEMC,HPMC, HEMCMC
|
stability of suspension,
thickening, film formation, wetting
|
Paper manufacture
|
CMC, HEC, HEMC, HPMC
|
agents for binding and suspending,
sizing aids and stabilizers
|
Textile industry (sizes, textile
printing dyes)
|
CMC, MC, HPMC, CMSEC
|
adhesive and film-forming
properties, thickening, soil release
|
Polymerization
|
HEC, HPC, HPMC
|
protective colloid, surface
activity
|
Drilling industry ,mining
(drilling fluids)
|
CMC, CMSEC, HEC, HPC, HPMC
|
water retention, flow
characteristics, surface activity
|
Detergents
|
CMC, HEMC, HPMC
|
anti-redeposition power, wetting
ability, suspending and emulsifying agents
|
Engineering (extrusion,
electrode construction, ceramic sintering)
|
MC, HPC, HPMC
|
friction reduction, water
retention, enhanced ignition processes
|
Cosmetics (creams, lotions,
pharmaceuticals (ointments, gels, shampoos), tablets, coated tablets)
|
CMC, MC, HEC, HEMC, HPMC
|
thickeners, binding, emulsifying
and stabilizing agents, film formation, tablet disintegrants
|
Foodstuffs (sauces, milkshakes,
bakery products)
|
CMC, HPMC, MC
|
thickeners, binding agents,
stabilizers and emulsifiers
|
BAB III
KESIMPULAN
Selulosa
mendominasi karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan hampir mencapai 50%
karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel
tumbuh-tumbuhan. Selulose ditemukan dalam tanaman yang dikenal sebagai
microfibril dengan diameter 2-20 nm dam panjang 100-40000 nm).
DAFTAR
PUSTAKA
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta.
Roswieem, Anna P. dkk. 2006. Biokimia Umum. Institut pertanian
Bogor: Bogor.
Wahjudi, dkk. 2003.Kimia
Organik II.Malang: UM Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar